Kamis, 18 Juli 2013

UJIAN IMAN (Matius 15:21-28)


Dalam pembacaan ini dicatat bahwa Yesus sedang menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon setelah Ia bersoal jawab dengan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Dicatat dalam Markus7:24-30 bahwa Yesus tidak mau diketahui oleh orang lain. Namun sekalipun demikian ternyata kedatangan Yesus tidak bisa dirahasiakan karena ke mana pun Yesus pergi, Dia akan selalu menjadi fokus perhatian banyak orang. Kedatangan-Nya itu diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang mempunyai seorang anak yang sedang kerasukan setan.
Kisah ini sangat menarik mengingat perempuan ini adalah seorang Kanaan (golongan kafir) yang bagi orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan orang-orang Yahudi. Namun iman yang diperoleh dari keberanian dan ketabahan perempuan ini dalam menghadapi tantangan, mendapat pujian dari Yesus dan apa yang diinginkannya akhirnya didapatkannya.
Ujian iman harus kita lalui untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan.
Dari kisah ini kita dapat melihat ada beberapa ujian iman yang dilalui oleh perempuan Kanaan yang sering kali kita mengalaminya juga.

1. Ketika Tuhan seolah-olah terdiam (ay. 23)
Tidak ada yang lebih menyakitkan dari pada tidak dipedulikan oleh seseorang yang sangat kita harapkan mampu menolong kita. Ketika kita sudah berharap sepenuhnya kepada orang tersebut namun orang orang itu sama sekali tidak memberi perhatian, hal itu akan sangat mengecewakan. Hal yang sama dialami oleh perempuan Kanaan ini. Dia datang kepada Yesus dengan harapan yang besar bahwa Yesus akan menolongnya. Namun apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Yesus tidak menjawabnya sama sekali. Suatu keadaan yang sangat menyakitkan. Tapi sikap perempuan ini sangat mengagumkan, dia tidak undur sedikitpun. Satu sikap yang patut diteladani oleh semua orang.

Ketika Tuhan seolah-olah tidak berbicara apa-apa, seolah-olah tidak mendengar sama sekali seruan kita dalam kesesakan kita, seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, jangan menyerah, teruslah berseru kepada-Nya. Dalam keterdiaman-Nya, Tuhan sedang memproses ketekunan dan pengharapan kita. Tuhan sedang mengajar kita untuk terus memandang dan berharap kepada-Nya. Melalui proses diam, kualitas iman kita sedang diperbaiki. Apakah dalam keadaan yang sepertinya Tuhan tidak menolong, kita masih tetap berharap dengan iman atau kita menjadi undur dari Tuhan?

2. Ketika Tuhan seolah-olah menolak kita (ayat 24, 25)
Ketika Tuhan tidak memberi jawaban / respon dan murid-murid berusaha mengusirnya, perempuan ini tetap berharap penuh kepada Yesus dan dia tidak berbalik pulang dengan kekecewaan. Dia terus berada di tempat itu. Akan tetapi ujian iman selanjutnya harus dilalui oleh perempuan ini. Kali ini Yesus membuka suara namun bukan suatu pernyataan yang diharapkan oleh perempuan ini, karena kalimat yang diucapkan Yesus bernada penolakan. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus tidak untuk orang-orang di luar Israel. Suatu penantian dan pengharapan yang lagi-lagi menyakitkan. Seolah-olah Yesus menolak memberikan pertolongan. Kembali perempuan ini memperlihatkan sikap yang sangat mengagumkan. Dia tidak putus asa, sebaliknya dia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Dia lebih merendahkan dirinya dengan pengharapan yang besar.
Terkadang kita merasa ditolak Tuhan dan sepertinya Tuhan memalingkan wajah dan tidak memberi pertolongan sama sekali ketika kita sedang dalam tekanan. Namun dalam keadaan seolah-olah Tuhan menolak kita dan semua jalan keluar dari masalah kita sepertinya ditutup, jangan pernah menyerah! Karena dalam keadaan seperti ini, Tuhan sedang menguji kesabaran kita dan kesabaran itu akan membuahkan hasil yang sangat indah. Amsal menuliskan, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, ....” (Amsal 16:32).

3. Ketika Tuhan seolah-olah merendahkan dan mempermalukan (ayat 26,27)
Ujian iman ketiga yang dilalui oleh perempuan Kanaan ini adalah direndahkan dan dipermalukan. Matius mencatat bahwa ketika perempuan ini semakin mendekati Yesus dan menyembah, Yesus menjawab bahwa tidak patut memberikan makanan anak-anak kepada anjing.
Dicap sebagai anjing tentu bukan hal yang menyenangkan sebaliknya itu akan sangat menyakitkan. Akan tetapi perempuan ini tetap bertahan dan tidak menyerah, dia membenarkan apa yang dikatakan Yesus, dan semakin merendahkan dirinya di hadapan Yesus. Suatu sikap yang sangat menakjubkan dan mengagumkan sehingga Yesus pun memberi pujian. Dan imannya yang besar itulah yang menyembuhkan anaknya seketika itu juga. Iman yang diperoleh melalui berbagai ujian yang cukup berat.

Seringkali sebagai anak-anak Tuhan kita mengalami situasi di mana kita merasa sangat dipermalukan dan sangat direndahkan. Jangan berputus asa dan kehilangan harapan. Yesus tidak sedang mempermalukan kita, sebaliknya Dia sedang menguji ketabahan, kesetiaan dan kerendahan hati kita. Ujian kerendahan hati adalah ujian yang paling berat. Tetapi jika kita berhasil melaluinya, kita akan memperoleh hasil yang luar biasa, seperti perempuan Kanaan itu.

Mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, didiamkan, ditolak dan direndahkan, tapi jangan pernah putus asa tetaplah setia dan berharap kepada-Nya karena Tuhan tidak akan membiarkan kita tertekan masalah terus menerus. Tuhan akan memberikan apa yang kita minta jika kita setia kepada-Nya dan kesunyian merupakan sinyal bahwa Ia sedang membawa kita kepada pengenalan yang lebih dalam dan mengagumkan akan Dia. Sabar dan pujilah Dia karena Ia sedang menuntun kita kepada rencananya yang besar. Jawaban akan kita terima pada waktu yang tepat karena Tuhan tidak mengenal kata “terlambat.”

Bagi orang2 yang setia kepada-Nya selalu tersedia rancangan2 yang sangat mengagumkan meskipun didahului oleh kesunyian, penolakan dan direndahkan. Tuhan diam bukan karena marah atau tidak peduli atau melupakan kita, tetapi Ia sedang membawa kita kepada satu jawaban yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.
Tetaplah setia dan berharap kepada-Nya dan kita akan terheran-heran melihat apa yang Tuhan lakukan.


10 komentar:

  1. Terima kasih renungannya. Sangat memberkati.

    BalasHapus
  2. Terima kasih renungannya Sangat memberkati dan mencerahkan

    BalasHapus
  3. Terpuji lah nama Tuhan
    Terimakasih renungan nya sangat memberkati 😇

    BalasHapus
  4. Terima kasih atas renungan yg sangat memberkati.Saat saya membacanya saya sedang dlm situasi dan keadaan yg dialami perempuan kanaan ini.dan ketika saya baca saya benar2 di dorong untuk terus berjuang dan jadilah kuat.Thank you Jesus.I Love Jesus

    BalasHapus
  5. Amin dan trimakasih.Firman Tuhan itu untuk saya dan mengalami.

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas renungan firman Tuhan ini, yg dapat menguatkan kita agar lebih dekat lg kepada-Nya, Amin.

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas renungan firman Tuhan yg dpt menguatkan kita agar supaya kita lebih dekat dengan Tuhan.🙏🙏

    BalasHapus
  8. Trimaksih untuk renungannya sunggu menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih dekat lagi dgn Tuhan.🙏🙏

    BalasHapus

SIKAP HIDUP ORANG KRISTEN

Matius 7:1-12 .  Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan...