Jumat, 26 Juli 2013

Membangun Kembali Bait Suci (Hagai 2:1b-15)

Kitab Hagai berisi peringatan yang disampaikan secara umum kepada seluruh rakyat Israel yang kembali dari pembuangan. Selama bertahun-tahun mereka kembali dari pembuangan dan sampai pada saat peringatan ini diberikan mereka ternyata tidak memperhatikan Bait Suci, Bait Suci tetap dalam bentuk reruntuhan akibat invasi negara asing ke Israel. Rakyat Israel sibuk mengurus diri dan keluarga mereka masing-masing dan tidak ada semangat untuk membangun kembali Bait Allah yang rusak. Keadaan inilah yang membuat mereka satu bangsa berada dalam keadaan miskin, panen mereka gagal dan mereka mengalami penderitaan yang besar. Dalam keadaan demikian Allah melalui nabi Hagai mengingatkan mereka akan kesalahan mereka, yaitu bahwa selama itu mereka telah mendahulukan kepentingan mereka dibanding mengutamakan Tuhan (Hagai 1:3-11).

Pada zaman Hagai, pembangunan Bait Suci lebih mengarah kepada Bait Suci secara fisik, namun saat ini, peringatan ini datang kepada kita agar kita lebih lagi memperhatikan bangunan Bait Suci secara rohani. Secara fisik, bangunan kita sudah bagus, namun apakah bangunan rohani kita sudah berdiri dengan megah? Ataukah masih ada reruntuhan di sana sini yang belum dibereskan? Allah menginginkan keindahan Bait Suci kita secara rohani (pribadi dan pelayanan). Allah ingin kita lebih lagi bangkit dan bekerja untuk memperindah bangunan rohani kita sehingga Tuhan berkenan hadir dalam bangunan itu dan memberikan berkat-berkat-Nya.

Dari pembacaan kita, ada 4 hal yang harus kita miliki untuk bangkit membangun bangunan rohani kita supaya tidak menjadi reruntuhan :

1. Ketetapan Hati / Komitmen (2:5 - ... kuatkanlah hatimu....)
Ketika kita mempunyai suatu rencana untuk melakukan sesuatu, tentu saja kita tidak bisa mengerjakannya tanpa ada komitmen untuk melakukannya sesuai aturan2 yang ada. Tuhan berkata kepada bangsa Israel : kuatkanlah hatimu.... Dari kata-kata ini terlihat satu ajakan Tuhan kepada Israel untuk memiliki ketetapan hati (komitmen) dalam membangun kembali Bait Suci. Tuhan menginginkan mereka memiliki semangat kembali.

Demikian pula dalam pelayanan kita. Agar kita bisa memiliki bangunan rohani yang megah, maka pertama-tama harus ada ketetapan hati / komitmen. Komitmen merupakan semacam ikatan yang akan menolong kita untuk terus berjalan dalam rencana dan pekerjaan kita sesuai dengan aturan yang ada. Tanpa komitmen kita akan melakukan pekerjaan/pelayanan kita asal-asalan, yang penting jadi. Tanpa komitmen pula kita tidak akan memiliki disiplin diri yang sangat penting untuk diri sendiri dan pelayanan.

2. Kesatuan (2:5 - hai Zerubabel..., hai Yosua..., hai segala rakyat negeri...)   
Dalam membangun Bait Suci, Allah menginginkan adanya kesatuan dari seluruh rakyat Israel. Itu sebabnya Tuhan tidak hanya berseru kepada pemimpin2 Israel tetapi kepada seluruh rakyat Israel. Allah menginginkan kesatuan dari umat-Nya (Mat. 18:20; Jika dua orang dari padamu ... sepakat meminta ... akan dikabulkan oleh Bapa). Ada satu ungkapan sekuler : Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Hal itu pula terjadi dalam pelayanan kita. Jika kita mau pelayanan kita berjalan dengan baik, harus ada kesatuan. Membangun pelayanan menjadi sangat baik bukan tanggung jawab pemimpin saja tetapi seluruh jemaat tanpa kecuali.

3. Tindakan (2:5 - ...bekerjalah....)
Tuhan adalah seorang pekerja. Dari mulanya dunia ini diciptakan Allah tidak pernah berhenti bekerja sampai sekarang. Itu sebabnya Allah menyuruh orang Israel untuk bekerja dengan tekun dalam membangun Bait Suci. Komitmen dan kesatuan tidak akan ada gunanya tanpa disertai dengan tindakan. Jika kita mengharapkan hasil yang maksimal kita harus bekerja dengan tekun. Jangan jadi pemalas!! Jangan hanya tahu menyuruh tetapi ketika diminta bekerja, tidak mau. Kalau kita mau bangunan pelayanan kita berdiri dengan megah, marilah kita bekerja bersama-sama dengan tekun.

 4. Kekudusan (2:11-15)
Ketika bangsa Israel diperintahkan untuk membangun kembali Bait Suci ternyata ada orang-orang yang tidak menjaga kekudusan yang ikut dalam pembangunan tersebut, sehingga Tuhan kembali memperingatkan orang Israel karena orang2 itu akan mencemari Bait Suci Tuhan.

Demikian pula dengan pelayanan kita saat ini. Sekalipun kita sudah memiliki komitmen, kesatuan dan tekun bekerja tetapi kita tidak menjaga kekudusan di hadapan Allah, maka pelayanan kita akan sia-sia. Tuhan tidak akan memberkati pelayanan kita karena dilakukan dalam ketidak-kudusan. Allah adalah kudus, dan Dia tidak mau tinggal dalam bangunan yang tidak bersih dan tercemar dengan dosa.  “... kejarlah kekudusan sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14b).

Marilah kita bangkit untuk membangun pelayanan kita dengan komitmen dan kesatuan, lalu bekerjalah sambil terus menjaga kekudusan hidup kita. Tuhan pasti akan memberkati kita dan pelayanan kita akan berkembang dengan luar biasa untuk kemuliaan nama-Nya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SIKAP HIDUP ORANG KRISTEN

Matius 7:1-12 .  Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan...