Kitab Hagai berisi peringatan yang disampaikan secara
umum kepada seluruh rakyat Israel yang kembali dari pembuangan. Selama
bertahun-tahun mereka kembali dari pembuangan dan sampai pada saat peringatan
ini diberikan mereka ternyata tidak memperhatikan Bait Suci, Bait Suci tetap
dalam bentuk reruntuhan akibat invasi negara asing ke Israel. Rakyat Israel
sibuk mengurus diri dan keluarga mereka masing-masing dan tidak ada semangat
untuk membangun kembali Bait Allah yang rusak. Keadaan inilah yang membuat
mereka satu bangsa berada dalam keadaan miskin, panen mereka gagal dan mereka
mengalami penderitaan yang besar. Dalam keadaan demikian Allah melalui nabi
Hagai mengingatkan mereka akan kesalahan mereka, yaitu bahwa selama itu
mereka telah mendahulukan kepentingan mereka dibanding mengutamakan Tuhan
(Hagai 1:3-11).
Pada zaman Hagai, pembangunan Bait Suci lebih mengarah
kepada Bait Suci secara fisik, namun saat ini, peringatan ini datang kepada
kita agar kita lebih lagi memperhatikan bangunan
Bait Suci secara rohani. Secara fisik, bangunan kita sudah bagus, namun apakah
bangunan rohani kita sudah berdiri dengan megah? Ataukah masih ada reruntuhan
di sana sini yang belum dibereskan? Allah menginginkan keindahan Bait Suci
kita secara rohani (pribadi dan pelayanan). Allah ingin kita lebih lagi bangkit
dan bekerja untuk memperindah bangunan rohani kita sehingga Tuhan berkenan
hadir dalam bangunan itu dan memberikan berkat-berkat-Nya.
Dari pembacaan kita, ada 4 hal yang harus kita miliki
untuk bangkit membangun bangunan rohani kita supaya tidak menjadi reruntuhan :
1. Ketetapan
Hati / Komitmen (2:5 - ... kuatkanlah hatimu....)
Ketika kita mempunyai suatu rencana untuk melakukan
sesuatu, tentu saja kita tidak bisa mengerjakannya tanpa ada komitmen untuk
melakukannya sesuai aturan2 yang ada. Tuhan berkata kepada bangsa Israel : kuatkanlah
hatimu.... Dari kata-kata ini terlihat satu ajakan Tuhan kepada Israel
untuk memiliki ketetapan hati (komitmen) dalam membangun kembali Bait Suci.
Tuhan menginginkan mereka memiliki semangat kembali.
Demikian pula dalam pelayanan kita. Agar kita bisa
memiliki bangunan rohani yang megah, maka pertama-tama harus ada ketetapan hati
/ komitmen. Komitmen merupakan semacam ikatan yang akan menolong kita untuk
terus berjalan dalam rencana dan pekerjaan kita sesuai dengan aturan yang ada.
Tanpa komitmen kita akan melakukan pekerjaan/pelayanan kita asal-asalan, yang
penting jadi. Tanpa komitmen pula kita tidak akan memiliki disiplin diri yang
sangat penting untuk diri sendiri dan pelayanan.
2. Kesatuan (2:5
- hai Zerubabel..., hai Yosua..., hai segala rakyat
negeri...)
Dalam membangun Bait Suci, Allah menginginkan adanya
kesatuan dari seluruh rakyat Israel. Itu sebabnya Tuhan tidak hanya berseru
kepada pemimpin2 Israel tetapi kepada seluruh rakyat Israel. Allah menginginkan
kesatuan dari umat-Nya (Mat. 18:20; Jika dua orang dari padamu ...
sepakat meminta ... akan dikabulkan oleh Bapa). Ada satu ungkapan sekuler : Bersatu
kita teguh, bercerai kita runtuh. Hal itu pula terjadi dalam pelayanan
kita. Jika kita mau pelayanan kita berjalan dengan baik, harus ada kesatuan.
Membangun pelayanan menjadi sangat baik bukan tanggung jawab pemimpin saja
tetapi seluruh jemaat tanpa kecuali.
3. Tindakan (2:5
- ...bekerjalah....)
Tuhan adalah seorang pekerja. Dari mulanya dunia ini
diciptakan Allah tidak pernah berhenti bekerja sampai sekarang. Itu sebabnya
Allah menyuruh orang Israel untuk bekerja dengan tekun dalam membangun Bait
Suci. Komitmen dan kesatuan tidak akan ada gunanya tanpa disertai dengan
tindakan. Jika kita mengharapkan hasil yang maksimal kita harus bekerja dengan
tekun. Jangan jadi pemalas!! Jangan hanya tahu menyuruh tetapi
ketika diminta bekerja, tidak mau. Kalau kita mau bangunan pelayanan kita
berdiri dengan megah, marilah kita bekerja bersama-sama dengan tekun.
4. Kekudusan (2:11-15)
Ketika bangsa Israel diperintahkan untuk membangun
kembali Bait Suci ternyata ada orang-orang yang tidak menjaga kekudusan yang
ikut dalam pembangunan tersebut, sehingga Tuhan kembali memperingatkan orang
Israel karena orang2 itu akan mencemari Bait Suci Tuhan.
Demikian pula dengan pelayanan kita saat ini.
Sekalipun kita sudah memiliki komitmen, kesatuan dan tekun bekerja tetapi kita
tidak menjaga kekudusan di hadapan Allah, maka pelayanan kita akan sia-sia.
Tuhan tidak akan memberkati pelayanan kita karena dilakukan dalam
ketidak-kudusan. Allah adalah kudus, dan Dia tidak mau tinggal dalam bangunan yang
tidak bersih dan tercemar dengan dosa. “... kejarlah kekudusan
sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan” (Ibrani 12:14b).
Marilah kita bangkit untuk membangun pelayanan kita
dengan komitmen dan kesatuan, lalu bekerjalah sambil terus menjaga kekudusan
hidup kita. Tuhan pasti akan memberkati kita dan pelayanan kita akan berkembang
dengan luar biasa untuk kemuliaan nama-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar