Kamis, 25 Juli 2013

MENJADI MUJIZAT (Galatia 6 : 1-10)


Tommy Barnet menulis buku dengan judul “Mujizat di tangan anda.”  Dalam buku tersebut ia mengulas banyak tentang mujizat yang tidak bersifat spektakuler yang Tuhan taruh di tangan kita. Banyak kali kita hanya berpikir pada mujizat yang besar dan mengabaikan hal-hal yang kecil di tangan kita. Apapun yang ada di tangan kita mempunyai potensi menjadi mujizat jika diserahkan kepada Tuhan menjadi alat kemuliaan-Nya. Dalam teks di atas, kita diajak & ditantang untuk menjadi tangan Tuhan yang terulur bagi dunia khususnya sesama seiman. Kita sering membatasi pikiran kita pada Tuhan sebagai pembuat mujizat, kita lupa bahwa banyak mujizat yang dikerjakan Tuhan, dikerjakan-Nya melalui tangan manusia. Marilah kita lihat apa yang Firman Tuhan katakan dalam teks kita.

1.  Tanggung Jawab Moral Orang Percaya

a.  Menolong mereka yang jatuh dalam dosa (ay. 1)
Kemungkinan berbuat salah terbuka bagi setiap orang. Tugas kita bukan menghakimi, mengkritik, menggosipkan, menjelekkan tetapi menolongnya. Menolong orang yang jatuh adalah gaya hidup orang ”yang rohani”, penuh Roh Kudus. Orang rohani harus ”memimpin” orang yang jatuh, maksudnya membuat mereka dalam keadaan baik. Seperti tukang bangunan yang memperbaiki bangunan yang rusak atau seorang dokter mengobati pasiennya. Pada saat yang bersamaan kita diingatkan agar tetap waspada terhadap berbagai kemungkinan jebakan dosa.

b.  Menolong mereka yang menanggung beban (ay.2)
”Beban” adalah suatu kesulitan yang dialami sebagai akibat dari sesuatu peristiwa, kejadian dan sebagainya. Ayat ini       pasti punya hubungan dengan apa yang disebutkan di atas. Dan prinsip kebenaran yang terdapat di sini adalah menerapkan ajaran kasih Kristus dalam perbuatan nyata secara tulus dalam segala kebersamaan. Sebab kebanggaan dan nilai hidup kristiani terletak pada apa yang dilakukannya (ay.3,4). Dan masing-masing kita harus memikul ”tanggungannya” maksudnya, tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita masing-masing.


c.  Menolong hamba-hamba Tuhan (ay. 6)
Prinsip ini telah diletakkan Allah sejak dahulu pada jaman Perjanjian Lama. Yesus meneruskan prinsip ini dalam  gereja-Nya (1 Kor 9 :14 bd. Mat 10 10; Luk 10:7). Rasul-rasul mengajarkannya dalam setiap jemaat. Apa yang diajarkan di sini merupakan ajaran Alkitab sepenuhnya (PL-PB). Jemaat punya kewajiban dan tanggung jawab untuk menopang hidup jasmani hamba-hamba Tuhan. Apapun yang anda lakukan untuk seorang hamba Tuhan ( benar-benar hamba Tuhan bukan gadungan, kredible dan keberadaanya jelas dapat dipertanggungjawabkan) anda telah melakukannya untuk Kristus.


2.    Bimbingan Moral ( Prilaku Pelayanan) Orang Percaya

a.  Peringatan atas sikap ceroboh (ay.7)
Ini merupakan peringatan atas sikap melakukan sesuatu yang berhubungan dangan tiga kebenaran tersebut di atas dengan tidak tulus. Meremehkan suatu perbuatan kebaikan. Sikap ini sama dengan merendahkan Allah dan Firman-Nya.

b.  Hukum tabur  - tuai (ay.8)
Prinsip ini ditetapkan Allah sejak awal dan harus disadari dan diperhatikan setiap umat Tuhan. Kita akan menuai apa yang kita tabur bukan saja jumlahnya tetapi jenisnya. Menabur dalam hawa nafsu menuai kebinasaan. Menabur dalam Roh menuai kehidupan.

c.  Dorongan untuk tetap berbuat baik (menabur) - ay. 9.
”Jemu”, sama dengan melalaikan. ”Menjadi lemah” – kehilangan semangat, kehabisan tenaga. Kita diingatkan jangan terjadi demikian. Pahala, keuntungan, berkat bagi setiap orang yang berbuat kebaikan kepada sesamanya pasti akan diterimanya. Janji ini pasti terjadi pada ”waktunya”.

d.  Berbuat baik hanyalah satu kesempatan yang terbatas sekali (ay. 10.)
Jika anda mengabaikan  ”kesempatan” ( Kairos – waktu yang genting dan terbatas) sekarang untuk berbuat baik, melayani, bersaksi, beribadah, siapa yang menjamin besok kesempatan yang sama seperti hari ini masih ada ? Jika anda dapat melukakan sesuatu yang baik hari ini untuk Tuhan dan sesama lakukanlah itu hari ini sebab mungkin besok tidak ada lagi. Dan ketahuilah, setiap perbuatan baik yang anda lakukan bagi sesama dalam kebutuhannya, itu adalah mujizat bagi orang itu. Jadilah mujizat bagi setiap orang dalam kebutuhannya. Kiranya, peran kita jemaat Talitakum sebagai tangan Tuhan yang terulur lebih nampak dan dirasakan oleh sesama kita  sebagaimana yang kita telah lakukan melalui bansos Talitakum bagi korban banjir di kota Palopo.

1 komentar:

  1. How to win at a coin casino? | Casinoowed
    Find the best tips for winning at coin casino? Read about casino promotions, how to 코인카지노 choose the best casino for you, and the types of bets you can

    BalasHapus

SIKAP HIDUP ORANG KRISTEN

Matius 7:1-12 .  Menarik untuk diperhatikan bahwa khotbah di bukit ini merupakan rangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Di pasal 5 dan...