Prinsip korban dalam Imamat dan PL secara keseluruhan
adalah menyenangkan hati Tuhan. Dalam perjanjian baru, korban PL digenapi dalam & oleh Kristus yang
mempersembahkan diri-Nya sebagai korban
yang sempurna, sekali untuk selamanya dan memuaskan/menyenangkan hati Tuhan.
Jika kita ingin
menyenangkan hati Tuhan ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam
Alkitab :
· Allah memandang hati.
· Allah mengutamakan relationship (hubungan), bukan ritual keagamaan.
Bill Brigth, seorang pemimpin
rohani yang berpengaruh mengatakan, “Allah mencari
orang-orang yang bersedia dibentuk oleh Roh Kudus untuk menjadi seperti Kristus.” Dan ia membuat
daftar apa yang disebutnya sebagai “Sonship character“ atau dapat juga disebut “Sonship Attitude.“ (sikap hati seorang
anak Tuhan sejati). Sonship
attitude tersebut sebagai berikut :
1. Walaupun diperlakukan kasar, dibenci, dicaci maki dan dikhianati, namun tidak menjadi pahit.
”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu
dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan
bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya
nabi-nabi yang sebelum kamu."(Mat. 5:11,12). Kristus adalah contoh yang terbaik (1 Petrus
2 : 23).
2. Walaupun miskin,
namun tidak suka mengeluh
Kemiskinan bukalah
dosa. Bukan sesuatu yang luar biasa. Juga bukan bukti
kekurangan iman atau ukuran iman sesorang . Kitab Ibr 11 menullis orang-orang
miskin sebagai tokoh iman (11: 35b – 40). Ada banyak sebab kemiskinan. Dan yang
dicela oleh Alkitab adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kemalasan. Jika anda
telah berusaha dan hidup anda belum beruntung, bersyukurlah, tetap berusaha dan
percaya akan anugrah, Pemeliharaan-Nya dan kesanggupan-Nya untuk memenuhi kebutuhanmu. “Sukses
bukan soal kekayaan, bukan soal kuasa, bukan soal kesehatan, bukan soal
tercapainya sebuah cita-cita, bukan soal nomor satu, bukan soal bebas dari
permasalahan. Bukan soal sesuatu yang bersifat materi melainkan sesuatu yang
bernilai kekal.”
“Lebih baik pergi ke
surga dengan pakaian usang
Daripada ke neraka dengan pakaian dari sulaman.” (Thomas Fuller).
3. Walaupun kaya, namun tidak menjadi tamak
Allah senang umat-Nya
diberkati, Allah berjanji membuka pintu-pintu langit dan mencurahkan
berkat. Masalahnya ada banyak orang Kristen yang betul2 rohani kalau mereka
miskin (banyak berdoa). Sebaliknya kalau ia jadi kaya lupa berdoa, tidak punya
waktu ibadah. Pepatah Perancis berkata : ”Penderitaan menciptakan manusia.
Kekayaan menciptakan monster.” Syukurlah banyak orang yang seperti Abraham
diberkati dan menjadi saluran berkat. Mereka kekuatan besar bagi kerajaan Allah
dan pelayanan dalam gereja lokal.
4. Walaupun tidak mendapat balasan, namun tetap mengasihi
Yesus mengajar kita
melakukan yang sulit yaitu mengasihi musuh. Apakah kita mengasihi mereka yang menggosipkan kita ? Apakah kita mulai tidak menyukai orang itu
sebab ia tidak menghargai kebaikan kita ? Apapun alasannya, Yesus menyuruh kita
mengasihi (1 Yoh 4 :19-21).
5. Walaupun tidak terkenal,
namun tidak mengasihani diri
Mengasihani diri adalah
penghancur kekuatan dan tenaga kita. Yesus tidak mengajar
kita meratapi diri tetapi melihat diri kita sebagaimana Allah melihat. Kita
adalah imam dan Raja, dipersiapkan untuk menerima kemuliaan Allah (Rom 8 :18; 2
Kor 4:16-18). Kita adalah orang besar, dikawal oleh pasukan balatentara surga.
Mengapa ? Sebab kita anak Allah –
pangeran surga. Bergembiralah .....
6. Walaupun belum mencapai cita-cita, namun tetap puas dengan yang Tuhan telah
berikan.
Ini adalah perjuangan iman dalam dunia yang tamak ini. 1 Tim 6:7-9
mengajar kita agar puas dengan yang ada. Jangan terjebak dalam nafsu kekayaan
yang membinasakan. Filsafat Bolak balik
mengatakan : ”Masih
muda, korbankan kesehatan cari harta; Sudah tua, korbankan harta cari kesehatan. Karena harta orang asing menjadi seperti saudara; Karena harta saudara jadi seperti orang asing. Orang kaya mampu membeli ranjang enak, tapi nggak
bisa tidur enak (stress …). Orang miskin nggak mampu beli ranjang enak, tapi bisa
tidur enak (capek jadi kuli). Orang kaya punya duit buat foya-foya, tapi nggak punya waktu. Orang miskin punya waktu buat foya-foya, tapi nggak
punya duit. Masih muda pingin jadi kaya biar nikmati kekayaan. Udah kaya nggak punya waktu nikmatin kekayaan;
sekali punya waktu buat nikmatin kekayaan, udah keburu tua nggak ada tenaga.” Bersyukurlah dan
bijaklah mengelola apa yang kita dapat! Kata orang bijak; “Succses is to get whatever you want,
happiness is to love whatever you got.”
7. Walaupun tinggal di
tengah dunia yang gelap dan rusak, namun tetap hidup kudus.
Kita harus jadi seperti ikan laut. Walupun tinggal, makan dan minum di
air asin, namun tidak menjadi asin. 1 Tes 4:1-7 mewajibkan kita hidup
kudus karena kita dipanggil untuk hidup kudus.
“Tuhan memberikan lebih
banyak berkat untuk hidup kudus daripada untuk talenta besar.
Seorang pelayan yang kudus
adalah senjata yang dahsyat di tangan Tuhan.” (Madame G.).
8. Walaupun sering melihat kesalahan orang lain, namun
tidak menghakimi.
Yesus melarang kita
mengeritik / menghakimi orang dengan alasan apapun. Menghakimi adalah hak
prerogatif Allah. Kita diminta untuk mendoakan, menasehati, menolong,
membimbing orang yang bersalah bukan menghakiminya. (Mat 7 : 1,5). Ketika orang
membawa perempuan yang berzinah pada Yesus, ia berkata : ”Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan
batu kepada perempuan itu." Yesus melarang keras murid-murid-Nya
menghakimi.
9. Walaupun di tengah sorak tepuk tangan pujian orang
banyak, namun tetap rendah hati.
” Seorang yang cakap
namun rendah hati seperti perhiasan yang
nilainya sama dengan sebuah kerajaan” (Wiliam Pene).
10. Walaupun berulang kali jatuh, namun tetap bangkit
(2 Kor 4:7-9).
Kemungkinan gagal dan
jatuh terbuka bagi siapa saja dan telah menjadi pengalaman semua orang. Jika
ditanya semua orang yang sukses, mereka semua berkata pernah bahkan berulang
kali mengalami kegagalan. Namun jika gagal dan jatuh, bangkit dan coba lagi. Jangan
pernah menyerah. Anda ditopang oleh tangan Tuhan ( Maz 37: 23,24; Ams. 24:16 ). Yang luar biasa, sikap
hati keputraan ini (Sonship character) bukan saja membuat hati Allah senang,
tetapi juga membuat hati orang percaya
AMAN & TENTRAM. Orang yang tidak percaya, kondisi hatinya fluktuatif
bergantung pada situasi. Sebaliknya orang percaya kondisi hatinya stabil,
dipelihara oleh damai sejahtera yang melampaui segala akal, karena bergantung
kepada Allah yang selalu dapat diandalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar